Rabu, 25 September 2013

Misteri 'Mobil Goyang' di Patung Panahan Senayan


Lima orang anak muda, satu di antaranya wanita duduk melingkar di dekat Patung Panahan, jalan Asia Afrika, gerbang Gelora Bung Karno Jakarta, pada Selasa (24/9) pukul 00:24 dini hari. Mereka ngobrol sambil menikmati minuman keras jenis pink lady, -Vodka dicampur Calpico Strawberry dan Fanta-, yang ditaruh pada sebuah plastik berwarna putih.

Sebuah gelas air mineral digunakan sebagai wadah untuk menenggak pink lady tersebut. Tiga dari anak muda itu yang datang menggunakan mobil Pajero Sport warna putih adalah mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.

Makin malam obrolan lima remaja itu kian vulgar. Mereka saling menceritakan pengalaman seksual yang pernah dilakukan bersama sang pacar. Gelak tawa, dan celaan pecah mana kala ada yang dianggap lucu dari cerita tersebut.

Menurut Babeh, seorang pedagang kaki lima di Patung Panahan, obrolan vulgar di antara pengunjung di kawasan tersebut sudah menjadi hal biasa. Tidak hanya obrolan pengalaman seksual, tindakan mesum juga kerap terjadi di tongkrongan kaum berduit tersebut.

Tak jarang remaja yang dalam pengaruh minuman alkohol tersebut sering melakukan hubungan badan di dalam mobil yang diparkirkan. Mereka seolah tidak risih meski banyak temannya menunggui di luar mobil.

Dalam keadaan tidak terkontrol, tak jarang mobil yang digunakan untuk melakukan hubungan badan tersebut bergoyang akibat hentakan–hentakan dari dalam.


“(Mobil goyang) sudah biasa aja, namanya juga sudah minum banyak, teman – temannya tetap di luar. Yang jejaran sini kan agak gelap karena rimbun. Yang lain juga santai aja karena mereka juga begitu,” kata pria yang telah 13 tahun berdagang di Patung Panahan tersebut.

Sosiolog Universitas Indonesia Thamrin Amal Tomagola mengatakan, perlu ketegasan dari aparat untuk menindak perilaku menyimpang remaja di jalan Asia Afrika. Menurut dia, tidak pantas area yang seharusnya dijadikan lokasi olah raga malah berkembang menjadi lokasi negatif.

"Ini ada masalah kebebasan, kelonggaran dan sikap angkuh yang terbiasa sejak usia muda. Harus ada batasan dan efek jera agar mereka tidak mengulangi lagi," kata Thamrin kepada detikcom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar