Jumat, 01 Maret 2013

Wahyudin, Seorang Pemulung yang Lulus Kuliah

Pemulung identik dengan sampah, jorok dan kotor. Namun bagi Wahyudin (21) yang biasanya dipanggil 'Mas Ganteng', dia punya harga diri, tak meminta belas kasih dari orang lain dan tak harus minder.

"Biar saya pemulung saya masih punya harga diri, nggak mau meminta belas kasih seseorang. Karena saya yakin mimpi dibareng usaha dan doa akan jadi kenyataan," ujar Wahyudin saat berbincang-bincang dengan detikcom di rumah orang tuanya, Kampung Kalimangis, Gang Lame, Jatikarya, Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (01/3/2013).

Menurutnya pemulung bukanlah pekerjaan hina. Dia ingin menunjukkan bahwa pemulung bisa berpendidikan tinggi.

"Seorang pemulung bisa berkarya. Bukan berarti kita memungut sampah terus kita harus minder, justru kita harus maju. Dengan kita berpendidikan kita bisa memberi manfaat untuk lingkungan sekitar," ujar lelaki yang menunggu wisuda sebagai sarjana ekonomi di Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka), Jakarta Selatan, ini.

Sementara Ani, tetangga Wahyudin yang mengenalkannya pada pekerjaan pemulung, saat ditemui secara terpisah menceritakan meski menjadi pemulung, jangan pernah menadahkan tangan.

"Seumur-umur saya mulung, saya pantang untuk meminta uang atau makanan. Saya memulung sampah berharap rezeki halal," kata Ani.

Ia mengaku kaget begitu mengetahui Wahyudin bisa kuliah. Menurutnya mungkin sudah jalan rezeki Wahyudin bisa sekolah hingga perguruan tinggi seperti ini.

"Udah jalan rezeki dia, saya cuma bisa pesan ke Wahyudin supaya tidak lupa diri dan tetap ingat sama Gusti Allah," pesannya.

detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar